Menyusuri Keajaiban Dunia di Petra - Udara di Kota Batu Petra,
Yordania, Jumat (24/2) terasa dingin menusuk, meski matahari semburat
terang benderang di siang tengah hari. 'Kompleks Batu' Kota Tua Petra
telah diakui dan ditetapkan sebagai salah satu keajaiban dunia 2007
silam. Petra dari kata dalam bahasa Yunani yang berarti batu.
Petra yang juga terkenal dengan sebutan The Red Rose City berada di
hamparan lembah cadas Wadi Araba, dikelilingi Gunung Harun atau Jabal
Harun atau juga disebut Gunung Hor atau El-Barra. Petra dulunya
merupakan Ibukota Kerajaan Nabatean. Kota ini didirikan sekitar sembilan
tahun Sebelum Masehi hingga tahun 40 M oleh Raja Aretas IV. Ketika itu,
Kota Petra menjadi kota pertahanan yang sangat unggul, baik dari
serangan musuh maupun sergapan badai pasir gurun.
Di sebuah batu di situ tertera data, pada tahun 713 SM daerah itu sudah
ada. Pada abad ke-4 SM, kawasan ini telah dipakai sebagai rute
perdagangan dunia di jaman tersebut yakni perjalanan dari selatan
Yordania menuju kawasan Laut Mati. Waktu itu, Suku Nabatean yang
merupakan salah satu rumpun bangsa Arab kuno, menjadi penghuni lembah
indah ini.
Dari Ibukota Amman, perlu waktu perjalanan darat sekitar 3 jam untuk sampai di Petra.
Sekitar dua ratus meter dari gerbang masuk Petra, kita akan langsung
disuguhi pemandangan batuan alam yang sangat menakjubkan di sisi kiri
kanan lembah. Jika cuaca baik, naungan langit biru kian mempercantik
hamparan bukit-bukit batu Petra. Terlebih lagi bila cahaya matahari pagi
atau sore menerobos celah-celah bukit. Luar biasa. Dijamin Anda akan
terpesona tak habis-habisnya menikmati keindahan karya Sang Pencipta
ini.
Sepanjang perjalanan menelusuri lorong dinding-dinding batu merah Petra,
nyaris tak ada sampah sejumput pun. Kecuali satu dua bekas kotoran unta
dan kuda yang telah mengering. Unta dan kuda menjadi kendaraan utama
untuk mengangkut wisatawan yang tak mampu lagi berjalan kaki menyusuri
jalanan pasir lembah Petra. Dalam sekali perjalanan mulai dari gerbang
hingga menjelang ujung, penyewa kuda atau unta akan dipungut biaya 25-30
dolar AS.
Segala rasa lelah menyusuri jalan setapak seolah lenyap saat kita
menikmati pesona keindahan Petra. Apalagi ketika sampai di sebuah tempat
teater yang diperkirakan mampu menampung 2.000-4.000 orang. Gerbang
Makam Hellenistis dengan pilar-pilar penyangga menjulang ke langit itu
berdiri megah dan gagah setinggi 42 meter.
Pahatan gaya arsitektur Romawi sempat terekam di Petra ketika, kerajaan
besar itu menguasai kawasan ini tahun 100-an Masehi berbaur dengan gaya
Hellenistik dan Assyrian.
Ketika memandangi keanggunan dan keelokan Petra, terlintas ingatan
literatur sejarah. Ada yang mengatakan bahwa di sinilah Nabi Harun
meninggal dan dimakamkan oleh Nabi Musa. Ada pula yang mengatakan bahwa
di sini Nabi Musa sempat bersembunyi ketika dikejar Raja Firaun saat
lari keluar dari Mesir.
Kota Tua Petra kini menjadi ikon wisata Yordania. Ingat Petra ingat Yordania, ingat negeri Yordania tak akan melupakan Petra.
Tak terasa, perjalanan telah sampai di ujung lorong batu merah Petra.
Saya pun harus cepat kembali karena hari sudah mulai gelap dan gerbang
segera ditutup.
Source
No comments:
Post a Comment